Udane dan Air
Di sisi lain Uka dan Ene juga sama2 takut dengan air. Uka takut jika kepalanya harus diguyur dengan air, sedangkan Ene takut dengan air yang volumenya besar. Selain itu mereka berdua juga takut dengan air dingin!
Sepertinya ketakutan mereka itu terkait dengan pola asuh. Sejak Uka bayi sampai kira2 umur dua tahun, Ibu tidak pernah membiasakan Uka untuk diguyur kepalanya. Biasanya Ibu hanya menyuruh Uka tengadah jika Uka keramas. Ketika Ibu bermaksud membiasakan Uka untuk diguyur kepalanya saat berusia dua tahunan, hal tersebut sudah terlambat karena Uka sudah memiliki rasa takut, takut nggak bisa napas dan matanya pedih! Jadilah sampai sekarang Uka nggak berani diguyur kepalanya :(
Hal ini benar2 menjadi masalah ketika Uka berenang bersama dengan guru2 dan teman2nya semasa Play Group. Berenang pertama, Uka nangis sesenggukan sampai susah bernapas karena oleh Bu Leila kepalanya dikeramasi dan diguyur air, dingin lagi! Untung waktu itu Ibu nungguin, jadi Ibu langsung took over Uka. Berenang kedua, Ibu nungguin lagi dan sudah bermaksud mandiin Uka selesai berenang, tapi melihat teman2nya bilasan di pancuran Uka tertarik ikutan. Ibu tanya apa Uka berani, Uka bilang berani, jadi Ibu biarkan sambil berpikir siapa tahu setelah mencoba bersama teman2nya Uka jadi berani diguyur kepalanya. Nggak lama, Uka nangis (lagi)! Rupanya, dia hanya bermaksud ikut main2 di pinggir pancuran bareng teman2nya tapi sama teman2nya dia didorong ke bawah pancuran persis! Berenang ketiga, Ibu nggak nungguin, tapi datang belakangan ke kolam renang kira2 saat bilasan, ternyata Uka sudah ganti baju. Dari cerita guru2 dan ibu2 yang nungguin anaknya, Uka sempat nangis (lagi2) nggak mau bilasan, jadi akhirnya sama gurunya langsung dilap aja pakai handuk dan ganti baju. Semasa TK-A, guru2 sudah tahu kebiasaan Uka, terlebih karena Ibu selalu menulis pesan panjang buat guru2 di buku komunikasi setiap kali ada kegiatan berenang dengan teman2 sekolah. Pesan Ibu: selesai berenang Uka nggak usah dimandiin, langsung dikeringkan dengan handuk dan ganti baju saja, biar mandinya di rumah! :D
Berkaca dari pengalaman Uka, sejak Ene bayi, Ibu membiasakan Ene untuk diguyur kepalanya. Upaya ini berhasil dan sampai sekarang Ibu tidak mengalami kendala dalam mengguyur kepala Ene. Tapi pernah juga Ene trauma diguyur kepala dan sempat macet nggak mau diguyur untuk beberapa waktu. Hal ini terjadi di awal si Mbak bekerja di rumah dan mulai belajar mandiin Ene. Ketika diintip oleh Yang Nuk—saat itu beliau ada di Cilegon—rupanya si Mbak kalau mengguyur kepala Ene pelan2 sekali, tentu aja Ene jadi gelagapan karena nggak ada kesempatan untuk bernapas! :(
Tentang ketakutan Ene terhadap volume air yang besar, ini baru perkiraan Ibu. Ene senang berendam di bak mandi, bahkan kadang2 airnya Ibu tambahi dengan air dingin dari kran pun—maksudnya biar Ene merasa kedinginan dan mau mentas :)—Ene masih asik aja berendam! Tapi ketika Ene diajak berenang di kolam renang Karawaci beberapa waktu lalu, Ene nggak mau. Demikian juga ketika Bapak membelikan Udane kolam plastik, ternyata Ene nggak mau berendam. Ene hanya berdiri aja sambil ketawa2 dan setiap kali Ibu bermaksud mendudukkan Ene di kolam itu dia memberontak nggak mau.
Sedangkan ketakutan Udane terhadap air dingin, rasanya wajar karena sejak bayi Udane selalu mandi dengan air hangat. Sebenarnya sih Ibu ingin membiasakan mereka mandi dengan air dingin, tapi la wong Bapak aja kalau mandi pakai air hangat masak Ibu tega menyuruh Udane mandi pakai air dingin? :D
Uka dan Ene lagi mandi sekalian main air :)