Friday, December 30, 2005

The Last Day

Today is my last day in this office.

Separo hari ini Ibu habiskan di sekolah Uka untuk ambil rapor. Meski jauh sebelumnya Ibu sudah memberitahu Kepala Sekolah Uka bahwa untuk semester ke-2 TK-B Uka sudah nggak bersekolah di TK Al Muhajirin, bahkan Ibu sudah minta surat pengantar dari KepSek untuk keperluan mendaftar di sekolah baru Uka di Jogja, tapi ketika tadi Ibu mempertegas hal itu ke Bu Fatma, wali kelas Uka, Bu Fatma kelihatan kaget!

"Lo... jadi beneran nih.. Uka mau pindah? Saya sudah denger2 sih kemarin minta surat pengantar, tapi nggak nyangka secepat ini!"

Uka yang berdiri di sebelah Ibu cuma tersipu malu. Terus dia menyalami Bu Fatma untuk pamitan sekaligus minta maaf kalo ada kesalahan.

Setelah itu, kami berdua ke Ruang Administrasi. Ibu ingin menegaskan bahwa Ibu sudah nggak punya tanggungan apa2 terkait dengan masalah administrasi (baca: duit!) :D sekalian pamitan. Kebetulan di situ juga lagi ada Bu Umdah, KepSek. Kata Bu Umdah, kalo semua anak di kelas seperti Uka, dia bisa menerima 50 anak untuk sekelas! (Sekarang ini standarnya maksimal 20 anak sekelas). Wah.. Ibu jadi ge-er juga :D (Bukan Uka yang ge-er). Itu kan artinya Uka termasuk anak yang tidak merepotkan di sekolahnya. Alhamdulillah!

Separo hari lagi Ibu habiskan di kantor untuk mem-backup file2. Sebenarnya ini sudah Ibu lakukan beberapa waktu lalu, tapi kan beberapa hari setelahnya ada perubahan data lagi, jadi ya di-backup lagi.

Selain itu, Ibu nyempetin posting blog untuk terakhir kalinya di Cilegon. Pas hari kerja terakhir di tahun 2005! Jadi sekalian Ibu mengucapkan:

SELAMAT TAHUN BARU 2006!
Semoga tahun2 mendatang membawa kesejahteraan, kemakmuran, dan kesuksesan...
Bagi kita...
Bagi bangsa kita...
Bagi dunia...
Amin.

Sekalian mohon maaf kalo setelah ini, Ibu agak lama nggak meng-update blog. Soalnya Ibu belum tau sikon di Jogja, apakah bisa segera online ato tidak. Doakan aja cepet online! :D

So many things I will face in the next year!
So many hopes I have!

Thursday, December 29, 2005

Kenangan & Harapan

Dua kata ini mewakili perasaan dan pikiran Ibu belakangan ini!

Kenangan. Ini yang akan tersimpan di memori Ibu tentang Cilegon. Kenangan tentang suka dan duka. Tentang sedih dan gembira. Tawa dan tangis!

Ibu tinggal di Cilegon sejak November 1992, jadi sampai hari ini sudah 13 tahun lebih! Bukan waktu yang pendek! Sebelum kerja di tempat ini, Ibu belum pernah merasakan bekerja di tempat lain. Ibu bahkan belum sempat diwisuda dari tempat Ibu kuliah S1 ketika dapat panggilan kerja yang pertama ini. Jadi, sudah bisa dibayangkan 'bonding' antara Ibu dan Cilegon.

Di Cilegon, Ibu merasakan pertama kali mendapat gaji. Ibu ingat waktu itu sebagian untuk beli radio-tape compo merek Panasonic (Tuh, mereknya saja masih ingat! Hehe..). Sebagian lagi Ibu berikan untuk Yang Nuk (Yang Gik sudah almarhum waktu itu). Idealis banget ya! Gaji pertama buat ortu, meski nggak 100%! Hahaha...

Di Cilegon, Ibu merasakan pertama kali hidup mandiri. Maklum, sejak lahir ceprot sampai lulus S1 Ibu hidup dan tinggal di Surabaya, seatap terus dengan ortu :) Cuma 2 tahun aja Ibu pernah tinggal di kota lain, Biak - Irian Jaya (sekarang Papua), saat SD kelas 4 sampai kelas 6 menjelang EBTA, setelah itu balik lagi ke Surabaya. Waktu itu Yang Gik bertugas di Kowilhan IV sebagai TNI-AL.

Di Cilegon, Ibu ketemu jodoh. Iya, Bapak maksudnya, hehe... Dulu Bapak kerja di tempat yang sama dengan Ibu. Tapi karena melewati serangkaian proses yang tidak mudah untuk diceritakan di sini, akhirnya Bapak berkarir di bidang pendidikan. Ini panggilan jiwa Bapak yang sesungguhnya! :D

Di Cilegon, dua permata hati Bapak dan Ibu dilahirkan, Uka dan Ene, alias Udane. Kelak, nama kota ini akan selalu mereka tulis kalo ngisi data pribadi! :D Ene mungkin akan lupa bagaimana Cilegon karena usianya yang masih muda (2 tahun). Tapi Uka (5,5 tahun), pasti sudah punya banyak memori tentang Cilegon yang dia kenang! Tapi Uka tipe anak yang ekstrovert, jadi Ibu yakin dia akan mudah beradaptasi di Jogja. Uka malah sering dengan bangga bercerita ke teman2 dan guru2nya, juga para tetangga, bahwa kami akan pindah ke Jogja, hehe...

Di Cilegon—Ah.. ini yang paling berat untuk disebut. Sssst.. mata Ibu basah, finally—Ibu meninggalkan para sahabat Ibu yang sudah lekat di hati!!! :(( Memang sih, tidak selalu hubungan di antara kami berjalan mulus2 aja. Kadang ada sebel dan ada betenya juga, tapi banyak manisnya!! Dan mereka semua secara tidak langsung berpengaruh dalam proses pendewasaan dan pengkayaan Ibu, dalam banyak hal, hingga Ibu menjadi seperti sekarang ini. Ah.. maafkan segala salah Ibu para sahabat yang baik, jika dalam keseharian kita selama ini Ibu (juga Bapak mungkin) pernah menyakiti hati kalian. We did'nt mean it, of course!

Selasa malam kemarin (27/12), teman2 Ibu satu divisi ngadain farewell party kecil2an di Sapphire Coffee Shop, Hotel Permata Krakatau. It was a nice party! Thank you all!


Ki-ka: Ode, Rendra, Bakhrul, Pak Fritz (ini bos Ibu), Amirul, Pak Tjoki, Ibu, Weni, Vidi, Pak Eman, Bambang, Pak Rizki. Yang moto Chandra. Sori Chan, loe ga kliatan :)

Harapan. Ini yang juga membuncah di hati dan benak Ibu. Tentunya harapan masa depan yang lebih baik bagi kami sekeluarga di Jogja nanti. Amin 3x.

Setidaknya sudah terbayang bahwa Bapak nggak perlu capek2 lagi setiap weekend meluncur ke Cilegon. Meski nggak pernah ngeluh, Ibu tau kalo Bapak kadang ada jenuhnya juga. Ya nggak sih Pak? :D

Ibu juga nggak perlu stress sendiri saat Udane sakit. Ini hal yang paling Ibu rasa berat saat jauh dari Bapak. Kehadiran Bapak di saat Udane sakit tentunya merupakan dukungan moril yang sangat besar buat Ibu!

Bapak juga bisa mengikuti perkembangan Udane tiap hari! Kadang2 Bapak suka kaget lo.... kok Uka sudah bisa ini, Ene sudah bisa itu. Kalo sudah gitu, Ibu jadi merasa bersalah telah alpa nggak cerita ke Bapak :) Bapak juga bisa melepas rasa kangen ke Udane setiap hari. Ibu aja yang tiap hari kumpul sama mereka masih suka kangen, apalagi Bapak!

Selain itu, di Jogja, kami juga jadi lebih dekat ke Wonosobo dan Surabaya, jadi nggak perlu nunggu lebaran buat mengunjungi kampung halaman Bapak dan Ibu :D Dan sudah pasti Mbah Hardjo kakung dan putri, serta Yang Nuk nggak perlu menempuh perjalanan jauh untuk bisa ketemu dengan Uka dan Ene. Apalagi Bulik Prie (adik Bapak) sekeluarga tinggal di Jogja. Bulik Wur (adik Bapak) juga kuliah di Jogja. Sepupu Bapak, Bulik Iis dan Bulik Iin, di Jogja juga, yang satu kerja, yang satu kuliah. Wah.. rame deh di sana!

Harapan lain, Ibu bisa berkarir di bidang baru! Nggak jauh2 dengan Bapak, bidang pendidikan. Swear, bidang ini dulu sama sekali nggak pernah terlintas di benak Ibu. Dulu Ibu selalu berpikir bahwa Ibu sama sekali nggak berbakat ngajar secara Ibu mudah kesel kalo ngajarin orang terus nggak mudeng2 (nggak bisa2), haha... Tapi dengan berjalannya waktu, dan mungkin pengaruh Bapak juga :), Ibu sadar kalo bidang ini punya tujuan 'mulia'. *Wekekekek.. jadi malu ati nih.. sok mulia!* Meski Ibu masih selalu merasa kurang ilmu dan pengetahuan, tapi setidaknya apa yang saat ini Ibu punya bisa Ibu share ke orang lain. Apalagi kalo mengingat bahwa salah satu parameter utama kemajuan sebuah bangsa adalah pendidikan. Moga Ibu bisa sedikit memberikan kontribusi.

Selain itu, dengan mengajar, Ibu bisa mengencerkan otak dan memacu adrenalin! Wah.. rasanya lebih hidup gitu loh! Hehehe... Soalnya, yang namanya ngajar, mau nggak mau kan mesti belajar terus, jadi otak yang sudah beku ini diharapkan pelan2 bisa cair lagi :D Dan tentang adrenalin yang terpacu, ya otomatis lah... Biasanya ngadepin komputer melulu, nantinya mesti ngadepin orang satu kelas! Hahaha.... BTW, memangnya kerjaan di Cilegon selama ini nggak bikin encer otak n nggak memacu adrenalin gitu? Hihihihi...

Well, those are my memories and hopes! Semoga semua berjalan dengan baik. Amin.

Wednesday, December 28, 2005

We're Moving!

YUP! We're moving to Jogja, finally! :D Ibu sudah resign dari tempat kerja sekarang per 1 Januari 2006 dan rencananya kami (Ibu, Uka, Ene dan Yuk serta ditemani Yang Nuk) akan boyongan ke Jogja hari Jumat 6 Januari 2006 untuk nyusul Bapak yang sudah berdomisili dan pindah kerja di Jogja sejak Januari 2003. Si Mbak nggak ikut karena dia asli Cilegon, belum pernah merantau jauh, jadi di samping Si Mbak sendiri nggak berani pergi jauh, juga tidak diijinkan oleh keluarganya. Sedangkan Yuk, asli Magetan, jadi malah lebih dekat ke kampung halamannya.

Gini nih planning pindahannya. Hari Kamis Bapak ke Cilegon dulu. Jumat pagi petugas dari Trans Packing Jakarta akan mulai mengemasi barang2 kami (mulai dari perabot berat, alat2 dapur, pecah belah dan pakaian) dan diperkirakan selesai sore hari. Selesai packing, petugas Trans Packing langsung berangkat ke alamat tujuan di Jogja. Karena rumah (dinas) sudah kosong, jadi Jumat malam kami mesti nginap di hotel di Cilegon (belum pasti nginep dimana). Sabtu pagi 7 Januari 2006 kami berenam (daftar di atas ditambah Bapak) berangkat ke Cengkareng naik taxi menuju Jogja.

Keputusan sewa hotel untuk hari Jumat tersebut dengan pertimbangan agar Uka dan Ene bisa tinggal di situ bersama Yang Nuk dan Yuk selama proses packing dilakukan. Kalau Udane tetap tinggal di rumah sementara ada proses packing, wah... tidak terbayangkan kehebohan (baca: enthusiasm!) kedua bocah itu :)) Belum lagi mereka butuh istirahat, makan, minum, dsb sementara barang2 dah dikemasi. Jadi sebisa mungkin Bapak dan Ibu menjaga agar kedua pelita hati ini tetap nyaman dan nggak stress! :) Selain itu, kami nggak berani ambil penerbangan terakhir hari Jumat karena belum bisa memperkirakan secara pasti berapa lama waktu packing. Padahal sudah pasti Bapak dan Ibu harus nungguin proses itu to make sure everything is OK! Nanti malah 'kemrungsung' packing-nya, alias ter-buru2!

Terus gimana dengan mobil kami? Rencananya mobil akan dibawa Pakpuh Tri (kakak Ibu tertua) sendirian ke Jogja. Hah sendirian? Iya, habis sikonnya menuntut seperti itu. Tadinya, Bapak nggak mau ngerepotin siapa2. Bapak berencana membawa mobil itu sendirian sementara Ibu dan rombongan naik pesawat. Tapi Ibu bingung, ntar terus di Jogjanya gimana? Kan sudah pasti Ibu dan rombongan bakal tiba lebih dulu di Jogja daripada Bapak. Bagaimana pun Ibu belum terlalu familiar dengan Jogja. Jadilah akhirnya kami minta tolong Pakpuh Tri.

Benernya bisa aja Yang Nuk dan Yuk nemenin Pakpuh Tri via darat, tapi Yang Nuk fisiknya sudah nggak seperti dulu, sementara di Jogja bakal banyak yang masih harus dikerjakan. Selain itu, Pakpuh Tri sudah pernah bawa mobil sendirian Jakarta-Surabaya, jadi setidaknya sudah punya pengalaman (Hihihi.. excuse!). Makasih banyak ya Puh atas pengertian dan bantuannya. Tuhan yang balas! :D

Tadi Ibu sms Pakpuh Tri, katanya Pakpuh Tri sudah pesan tiket KA Bima Surabaya-Jakarta hari Jumat 30 Desember ini. Sampai di Gambir Pakpuh Tri bakal dijemput Pakde Antok (kakak Ibu kedua) terus diantar rame2 ke Cilegon bareng Bude Evi, Mas Rico dan Mbak Rena. Jadi untuk acara pindahan ini sudah komplit Bapak dan Ibu ngrepotin saudara2, termasuk Bulik Prie (adik Bapak) di Jogja yang nyariin rumah kontrakan untuk tempat tinggal sementara kami di sana hehehe...

Karena rumah kontrakan ini, Ibu jadi punya teman baru, Tante Trias. Tante Trias ini temen sekantor Bulik Prie. Dia yang kasih info kalo di perumahan tempat dia tinggal ada yang dikontrakkan. Dan karena via perantaraan Tante Trias ini, prosesnya jadi lebih mudah. Ada yang kasih rekomendasi gitu loh! Makasih ya Tante Trias!

Meski belum pernah bertemu muka, Ibu dan Tante Trias sudah sering chatting di YM. Dari obrolan ini, ternyata Tante Trias masih saudara dengan Tante Lis, teman Ibu di tempat kerja yang mau ditinggal ini. Tante Lis ini juga ibu dari Deo, teman Uka di TK. Waktu Ibu ketemu Tante Lis dan menyampaikan salam dari Tante Trias, Tante Lis sempat kaget, kok Ibu bisa kenal. What a small world! Hehehe...

Melanjutkan skenario pindahan, sesampainya di Jogja, kami masih harus nginap di hotel lagi (belum tau dimana) menunggu sampai barang2 kami datang karena rumah kontrakan masih kosong melompong! Diperkirakan barang2 datang paling lambat hari Minggu pagi 8 Januari 2006, langsung dibongkar dan ditata oleh petugas Trans Packing sesuai maunya Bapak dan Ibu. Kami sengaja menggunakan jasa packing n moving untuk mengurangi stress pindahan. Mereka mengurus segala sesuatu terkait pindahan rumah, mulai packing-nya, transportasi-nya, juga surat2 yang diperlukan untuk membawa barang2.

Karena proses pindahan inilah Ibu sudah lama nggak update blog ini. Maklum aja, banyak hal yang harus diurus dan di-arrange. Apalagi sebulan terakhir menjelang resign ini justru pekerjaan datang ber-tubi2 dan semuanya urgent! Jadinya, tiap ngadep kompi di kantor, pikirannya selalu, wah.. apalagi nih yang harus dikerjakan/di-arrange? Walhasil, nggak mood ngeblog sama sekali!

Oya, kerjaan Ibu yang sifatnya rutin ato beberapa kerjaan yang masih dalam proses penyelesaian sudah hampir pasti jatuh ke Tante Weni :(( Maaf ya Tante Weni. Pertama karena nambahin kerjaan. Kedua karena membuat Tante Weni kehilangan temen ngerumpi (maklum cuma kita berdua ceweknya di Subdit Teknologi Informasi). Tapi kita masih bisa ngelanjutin ngerumpi via banyak media kok! Ada telpon, hp, YM, email, blogs, n kalo perlu kopdar sesekali hehe... Yang terakhir ini maksudnya Tante Weni yang ke Jogja, sekalian nengok Tante Indah, hahaha...

Friday, December 09, 2005

Met Ultah Ene!

Phiuhh! Akhirnya target untuk tetep nulis entry minggu ini terpenuhi juga setelah seminggu ini jadwal Ibu padat. Inipun di-sempet2in karena hari ini Ene ultah yang ke-2! Selamat ya Ene, semoga doa Bapak-Ibu yang terkandung dalam namamu terkabul. Amin.

Tadi pagi Ibu dan Uka sudah mengucapkan selamat ultah buat Ene. Ene sih masih belum terlihat menyadari apa itu ultah, kapan dia ultah dsb. Cuma herannya setelah Ibu bilang, "Met ultah ya Ene..." sambil cupika cupiki, Ene menjawab, "Ya Bapak!". Lho! Kok Bapak? Setelah hal ini Ibu sampaikan ke Bapak via sms, ternyata Bapak lupa kalo hari ini ultah Ene. Woo... jadi diam2 Ene nyindir Bapak kali ya? Hehehe...

Meski Ene yang ultah, tapi yang ribut pengin tiup lilin Uka! :D Uka bolak-balik pesan Ibu untuk beli kue ultah plus lilinnya. Uka memang seneng acara tiup lilinnya itu. Jadi rencananya siang ini Ibu mau cari kue tart buat Ene. Moga2 nemu black forest! Sssst... ini kesenangan Ibu hehe... *Ketahuan kalo Ibu juga pengin beli kue, tapi Uka dijadikan alasan! :))*

Di hari ultahnya ini, alhamdulillah Ene sudah sembuh dari infeksi saluran kemih yang dideritanya sejak hari Minggu (04/12). Karena sakit ini pula yang membuat Ibu hari Senin (05/12) sampai 4 kali bolak-balik ke RS! Terus hari berikutnya disambung kerjaan kantor yang sudah janji kelar minggu ini. Akibatnya nggak ada waktu buat nulis entry meski ide sudah banyak berseliweran di benak. Bahkan buat blogwalking aja nggak sempat! :(

Jadi cerita awalnya, setelah hari Minggu Ene nangis setiap kali pipis dan sempat keluar sedikit darah, Senin Ibu bawa Ene ke dokter anak kesayangan Uka dulu, dr.Bendy Bandawangsa di RS Krakatau Medika (ini kedatangan Ibu yang pertama). Dicek ternyata menurut dr.Bendy lubang penis Ene termasuk sempit, istilah kedokterannya fimosis. Ini bisa menimbulkan penumpukan kotoran di lubang penis dan akibatnya ketika pipis jadi sakit dan bisa sampai berdarah. Tapi untuk lebih menegakkan diagnosa, disarankan untuk tes urine Ene, karena rasa sakit waktu pipis bisa diakibatkan juga oleh infeksi saluran kemih.

Di RS, Ene nggak mau pipis, jadi Ibu ajak Ene pulang dulu untuk pipis di rumah. Kalau di rumah kan suasananya lebih santai jadi lebih mudah membujuk Ene. Dan ternyata benar, nggak lama setelah sampai di rumah Ene mau pipis. Setelah menunggu Ene bobok, Ibu balik ke RS lagi (yang kedua kali) untuk naruh urine Ene di lab. Setelah itu Ibu ke kantor.

Siangnya Ibu balik lagi ke RS (yang ketiga kali) untuk ngambil hasil tes urine terus sekalian ketemu lagi dengan dr.Bendy untuk kesimpulan diagnosa. Ternyata Ene positif infeksi saluran kemih! Kandungan leukosit dan eritrosit-nya di atas normal, masing2 40-45/LPB dan 4-8/LPB. Normalnya, leukosit dan eritrosit nilainya di bawah 5/LPB. *LPB = Lapangan Pandang Besar, tapi jangan tanya artinya apa hehe...*.

Setelah itu dr.Bendy ngasih resep antibiotik dan antibakteri. Resep ini Ibu taruh di bagian Farmasi RS kemudian Ibu balik lagi ke kantor. Ibu sengaja nggak nunggu di Farmasi RS karena berdasarkan pengalaman pelayanannya lama, bisa nunggu sampai 2-3 jam! Nah.. daripada bengong di Farmasi RS kan lebih baik nunggu di kantor, ada yang dikerjain. Jadi sorenya sepulang kantor Ibu mampir ke RS (yang keempat kali!).

Bolak-balik RS-rumah-kantor sampai empat kali dimungkinkan karena jarak ketiga tempat tersebut dekat (nggak lebih dari 15 menit naik mobil). Hal ini rasanya nggak mungkin dilakukan kalo tinggal di kota besar seperti Jakarta. Jadi ini salah satu kelebihan tinggal di kota kecil seperti Cilegon hehe...

Pagi tadi, sesuai pesan dr.Bendy, Ibu ke RS lagi untuk cek urine Ene setelah pengobatan. Alhamdulillah leukosit dan eritrosit-nya sudah normal, 2-3/LPB dan 0-2/LPB. Artinya Ene sudah sembuh, dan memang sejak beberapa hari lalu Ene sudah nggak nangis lagi kalo pipis. Tapi dr.Bendy masih meresepkan lagi antibiotik dan antibakteri karena menurut beliau pengobatan minimal 7 hari, padahal obat Ene yang sebelumnya sudah habis kemarin. Dan lagi2, tadi Ibu cuma naruh resep di Farmasi RS, untuk diambil siang ini sekalian cari kue tart buat Ene!

Updated 12/12/2005:
Akhirnya Ibu nemu black forest seperti yang diharapkan di toko kue Sarinande, tapi Ibu heran harganya cuma Rp40.000! Dulu Ibu biasa beli di Hero (yang sekarang sudah tutup) seharga Rp100.000. Tampilan black forest versi Sarinande ini memang sederhana, hanya dilapisi coklat cair plus sedikit cream dengan irisan cherries di atasnya. Sedangkan versi Hero dipenuhi cream, cherries utuh plus banyak sisiran coklat!

Dan belakangan ketika diiris, ternyata cake-nya memang beda! Warnanya coklat terang, bukan coklat gelap seperti yang biasa Ibu beli di Hero. Ibu menduga warna dan aroma coklatnya bukan dari coklat balok yang dicairkan, tapi dari bubuk coklat. Teksturnya tidak selunak yang Ibu beli di Hero juga. Dan rasanya, ya sudah tentu mengikuti harganya lah..! Ada harga ada rasa! Hehehe... Tapi nggak papa, yang penting judulnya masih black forest. :D Lagian, daripada Ibu disuruh nguplek sendiri di dapur? Wah.. mission impossible!! Hahaha...



Jumat malam, sesuai rencana, Uka dan Ene meniup kue ultah! Tadinya acara ini mau dilaksanakan tanpa menunggu Bapak pulang karena Uka sudah me-rayu2 Ibu untuk segera tiup lilin. Tapi alhamdulillah Bapak tiba di rumah tepat saat acara tiup lilin akan dimulai. Dan ultah Ene pun dirayakan secara sederhana oleh kami sekeluarga, including Yuk dan si Mbak.