Berburu Cicak
Beberapa waktu lalu Bapak nangkap cicak lalu Uka dan Ene diminta memegangnya. Maksudnya tentu untuk mengenalkan binatang tersebut pada Udane. Maklum Bapak kan penyayang binatang, jadi mau menularkan hal tersebut ke anak2nya, apalagi cicak termasuk binatang favorit Ene selain 'pupu' (kupu2), 'guguk' (anjing), dan 'meong' (kucing). Nah, sejak saat itu acara berburu cicak menjadi acara rutin setiap Bapak pulang ke Cilegon :)
Kalau sedang berburu cicak—yang tiap malam selalu saja muncul di ruang tamu, apalagi di sekitar lampu neon teras—Uka dan Ene hebohnya bukan main! Mereka lari sana lari sini sambil teriak2 dan nunjuk2 arah cicak yang dikejar Bapak yang menggunakan penebah kasur sebagai alat berburunya. Biasanya cicak2 yang sedang diburu lantas ngumpet di balik pigura foto2 di dinding atau di balik lukisan. Jadi nggak heran kalau foto2 dan lukisan di dinding posisinya jadi miring sehabis acara berburu karena digeser sedikit oleh Bapak supaya cicaknya keluar. Dan seringkali tidak ada yang ingat untuk ngebenerin posisi pigura2 tersebut, sampai pernah Bude Evi berkomentar, "Setiap kali main ke sini sepertinya lukisan ini kok miring terus ya? Apa sengaja?" :D. Ternyata Bude Evi yang sesekali ke Cilegon justru memperhatikan, sementara orang2 di rumah, termasuk Ibu, malah nggak memperhatikan :)
Oh ya, acara berburu cicak hanya terselenggara atas kerjasama dengan Bapak. Ibu nggak bakalan memenuhi permintaan Udane berburu cicak karena Ibu geli dengan cicak! Kalau hanya melihat dari dekat sih nggak pa2, tapi kalau harus memegang... no way!!! Badannya yang lunak dan gerak dadanya yang naik turun karena bernapas itu yang bikin geli kalau harus dipegang, hiiii..... Ene pun awalnya geli ketika memegang cicak. Dia sampai bergidik dan cicaknya langsung dilempar! Tapi ketika melihat Uka memegang cicak, Ene nggak mau kalah, cicak tersebut buru2 dimintanya dari Uka sampai akhirnya dia berani dan terbiasa memegang cicak. Wah... ternyata Ene lebih hebat dari Ibu :)
Kalau sedang berburu cicak—yang tiap malam selalu saja muncul di ruang tamu, apalagi di sekitar lampu neon teras—Uka dan Ene hebohnya bukan main! Mereka lari sana lari sini sambil teriak2 dan nunjuk2 arah cicak yang dikejar Bapak yang menggunakan penebah kasur sebagai alat berburunya. Biasanya cicak2 yang sedang diburu lantas ngumpet di balik pigura foto2 di dinding atau di balik lukisan. Jadi nggak heran kalau foto2 dan lukisan di dinding posisinya jadi miring sehabis acara berburu karena digeser sedikit oleh Bapak supaya cicaknya keluar. Dan seringkali tidak ada yang ingat untuk ngebenerin posisi pigura2 tersebut, sampai pernah Bude Evi berkomentar, "Setiap kali main ke sini sepertinya lukisan ini kok miring terus ya? Apa sengaja?" :D. Ternyata Bude Evi yang sesekali ke Cilegon justru memperhatikan, sementara orang2 di rumah, termasuk Ibu, malah nggak memperhatikan :)
Oh ya, acara berburu cicak hanya terselenggara atas kerjasama dengan Bapak. Ibu nggak bakalan memenuhi permintaan Udane berburu cicak karena Ibu geli dengan cicak! Kalau hanya melihat dari dekat sih nggak pa2, tapi kalau harus memegang... no way!!! Badannya yang lunak dan gerak dadanya yang naik turun karena bernapas itu yang bikin geli kalau harus dipegang, hiiii..... Ene pun awalnya geli ketika memegang cicak. Dia sampai bergidik dan cicaknya langsung dilempar! Tapi ketika melihat Uka memegang cicak, Ene nggak mau kalah, cicak tersebut buru2 dimintanya dari Uka sampai akhirnya dia berani dan terbiasa memegang cicak. Wah... ternyata Ene lebih hebat dari Ibu :)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home