Monday, September 05, 2005

Long Weekend

Long weekend kemarin, dua keinginan Uka terkabul. Yang pertama, Uka pengin bisa Jumatan ke masjid dengan Bapak. Sudah lama Uka menyatakan keinginannya ini ke Ibu. Tapi tentu saja tidak mudah mengabulkan keinginan Uka ini karena harus menunggu Bapak libur pas hari Jumat sehingga bisa pulang ke Cilegon. Dan alhamdulillah, hari Jumat minggu lalu libur Israj Miraj sehingga Bapak bisa pulang Kamis malam dan Jumatnya bisa ke masjid dengan Uka :)

Keinginan Uka yang kedua adalah berenang dengan Bapak. Kalau keinginan yang ini baru tercetus beberapa hari menjelang Bapak pulang. Entah apa triggernya, tiba2 aja pas Bapak telpon Uka mengajak Bapak berenang. Dan Bapak menjanjikan untuk pergi berenang setelah Jumatan.

Maka, Jumat sore jadilah Bapak, Ibu, Uka dan Ene pergi berenang di KCC. Biaya masuk Rp9000,- untuk orang dewasa dan Rp8000,- untuk anak2. Kami bayar untuk satu tiket orang dewasa dan dua tiket anak2 karena Ibu nggak berenang. Bapak dan Udane berenang di area anak2 yang dangkal. Jadilah Bapak bukannya berenang tapi duduk bersila menjaga Ene :D Dan kalau Ene bergerak Bapak pun beringsut hehehe...

O ya, melihat Uka yang sempat meneguk air karena terpeleset di kolam dan Bapak yang kesulitan memegangi Ene yang bergerak terus, akhirnya Ibu membelikan Udane ban plastik berbentuk angsa dan jerapah. Harganya? Masing2 Rp25.000,-! Wow... dua kali lipat harga di toko! Tapi demi keamanan dan kenyamanan anak2 tercinta, ya sutralah.... :D

Ini dia foto2 Bapak dan Udane yang lagi berenang:


Ene asyik me-mencet2 leher si Angsa yang bisa berbunyi :)


Sepertinya Uka lagi main kuda2an, padahal sebenarnya Uka hampir terjungkal :D Untung sudah ada si Jerapah jadi Uka nggak sampai minum air kolam lagi :)


Ene, "Weekk!" :)


Dari foto di atas bisa dilihat kedalaman kolamnya. Ene bisa berdiri tegak, Uka kakinya agak nekuk (ini pun masih suka terpeleset kalau Uka jalan di kolam hehe..) dan Bapak bersila :D

Pulang renang ini, jam 7 malam Bapak sudah tidur duluan mendahului Udane karena kecapekan! Padahal Bapak kan hanya bersila di kolam? Hehehe...

Sabtunya, kami ke bengkel resmi Suzuki. Ke bengkelnya rame2 berempat karena rencananya sepulang dari bengkel kami mau belanja sekalian. Tapi ternyata ini keputusan yang salah karena di bengkelnya ternyata lamaaaaaa sekali!!!!! Memang sih ordernya lumayan berat, yaitu: tune-up, cek rem (ini yang lama bongkar-pasangnya), dan cek karet lis jendela kiri depan karena sering bocor kalo hujan deras (ini juga lama ngebongkarnya!). Bayangin, datang di bengkel jam 9 dan baru selesai jam 12-an! Menunggu adalah aktivitas yang menjemukan—In fact, menunggu bukanlah suatu aktivitas karena tidak ada sesuatu yang 'aktif' di situ :)—apalagi kalau judulnya 'menunggu di bengkel'! :(( Hanya satu kata yang pantas menggambarkan situasi Ibu: BOOORRRIIINGGG!!! :D Untung aja Udane nggak rewel, malah lari sana sini di area show room se-olah2 di rumah sendiri. Paling2 Uka bolak-balik minta beli minuman dan camilan ke warung :) Ene malah sempat tertidur di pangkuan Ibu dan Bapak (gantian mangku).

Dan akhirnya ketika mobil selesai dikerjakan dan kami meluncur keluar dari bengkel, lo... kok mobilnya ajrut2an kalo di gas? Memang sih Bapak sempat memperhatikan teknisinya tidak melakukan test drive. Kali karena kami sudah terlalu lama menunggu, jadi mobil langsung diserahkan. Walhasil, kami balik lagi ke bengkel! :( Kali ini kami nggak menunggu lagi karena kata teknisinya butuh waktu 1 jam lagi buat ngecek kenapa ajrut2an. Jadi mobil kami taruh di bengkel dan kami naik angkot untuk ngisi perut di Hoka Hoka Bento. Selama di angkot Ene kena 'angkot syndrom' :) Ini istilah Ibu karena setiap naik angkot —Baru dua kali ini sih Ene naik angkot, sebelumnya ketika nonton sirkus—Ene pasang ekspresi serius dan nggak ada suaranya! Hehehe...

Selesai makan, Bapak menyarankan Ibu untuk belanja dengan Ene sementara Bapak dan Uka ke bengkel untuk ambil mobil dan nanti menjemput Ibu dan Ene. Ini karena di sebelah Hokben ada Superindo, jadi daripada bolak-balik lagi. Memang sih usul Bapak ini praktis dan efisien, tapi Ibu absolutely disagreed with this idea karena: 1) Belanja dan mengawasi Ene? Bukan dua hal yang bisa digabungkan! :D Ene nggak mungkin mau duduk manis di trolley seperti bayangan Bapak; dan 2) Ene pasti nyari2 Bapak :) So, kami berempat balik lagi ke bengkel naik angkot dan Ene (lagi2) terkena 'angkot syndrome' :) Pulang dari bengkel kami akhirnya nggak jadi belanja karena sudah terlalu capek. Malam harinya baru kami keluar lagi untuk belanja di Superindo :)

Minggu pagi Bapak ke salon mobil. Ini hal yang di luar rencana sama sekali. Gara2nya setelah dites kebocoran pada karet lis jendela kiri depan dengan cara menyemprot dengan air, eh... ternyata bekas air di kaca nggak bisa dibersihkan meski Bapak sudah memakai cairan khusus pembersih kaca mobil, juga pakai sabun! Entah air apa yang dipakai ngetes di bengkel itu. Dan karena Bapak nggak ingin noda air tersebut semakin melekat dan semakin susah dibersihkan, maka Bapak segera berinisiatif pergi ke salon mobil. Pulangnya, voila! Mobil jadi kinclong!!! :D Soalnya digosoknya pakai duit sih... maksudnya mesti keluar duit hahaha..

Minggu sore kami keluar berempat ke Cilegon Supermall dengan tujuan utama nyari HP buat Ibu. Ceritanya HP Siemens M55 yang sekarang ini Ibu pakai tombolnya suka hang jadi bikin frustrasi kalau kirim sms, padahal justru fitur ini yang paling sering digunakan Ibu :( Ini terjadi sejak HP Ibu beberapa bulan lalu tercuci di mesin cuci front loading selama kurang lebih 2 jam!!! Waktu itu batrenya mati dan harus ganti batre baru, tapi masih bisa berfungsi normal kecuali ada tombol yang agak susah dipencet. Lama2 tombol yang susah dipencet ini tambah banyak hehehe... Makanya Bapak menyarankan ganti HP aja.

Di toko HP, Bapak menyebut salah satu seri dari Nokia ke si penjual. Bapak bilang, "Nokia 6020 ada, mbak?". Si penjual lantas memberikan HP tersebut berikut buku yang berisi keterangan fitur2nya. Udane segera saja berebut ingin memegang HP tersebut. Uka sih nggak pa2, Ibu nggak khawatir HPnya bakal jatuh, tapi kalo Ene, wah.. bisa2 belum dibeli sudah harus mengganti rugi :) Ibu lantas berinisiatif memberikan HP Ibu untuk dipegang Ene, tapi eh... ditolak sama Ene! Rupanya Ene tau mana yang milik sendiri dan mana yang milik toko. Nggak bisa diboongin! Hehehe... Untungnya si penjual punya HP mainan untuk contoh model, jadi akhirnya Ene megang HP model tersebut.

Sementara Ibu membaca fitur2 yang tersedia dan Bapak mengawasi Ene, tiba2 Uka yang berdiri di sebelah Ibu berkata dengan lantang ke si penjual, "Mbak, kalau yang 557 ada nggak?!". Ibu lirik si penjual cuma senyum2 aja. Rupanya Uka nggak puas pertanyaannya nggak diladeni, dia mengulangnya, "Mbak, ada nggak yang 557?!". Lagi2 si penjual cuma tersenyum. Ibu lantas mencoba menengahi, "Uka nanya apa sih?". "Ini lo Bu, ini kan ada yang 557?!", kata Uka sambil menunjuk buku fitur macam2 HP yang sedang Ibu baca. Di situ memang ada tertera HP Philips 755. "Ini bukan 557 tapi 755!", kata Ibu membetulkan sambil berharap jawaban ini akan menyudahi 'instruksi' Uka kepada si penjual. Tapi ternyata, "Oh ya 755. Mbak, ada nggak yang 755?!, " lagi2 Uka memberi 'instruksi' kepada si penjual untuk segera mengeluarkan model 755! Ternyata Uka tetap ngotot dengan 755-nya dan si penjual tetap ngotot dengan senyum (kesal)-nya :D

Akhirnya melihat situasi yang nggak kondusif untuk milih2 HP, maka dengan alasan belum nemu model yang cocok, Bapak dan Ibu mundur, nggak jadi beli HP! Ibu memutuskan Bapak aja yang nyari HP buat Ibu di Jogja, terserah apa modelnya, hehehe... Setelah agak jauh dari si penjual, Bapak bilang, "Uka ngorder HP 755 kayak pesan bakpia Patuk 75 aja. Kali Uka lihat aku nyebut nomer seri HP langsung dikasih, jadi dia ikut2 juga, hahaha...." Dan Bapak-Ibu pun tertawa karena kelakuan Uka, sementara Uka sendiri tidak menyadarinya hehehe...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home