Thursday, April 20, 2006

Tentang Biografi Gus Mus

Biografi yang berjudul Ngetan-Ngulon Ketemu Gus Mus ini ditulis oleh Abu Asma Anshari, Abdullah Zaim, dan Naibul Umam ES sebagai refleksi 61 tahun K. H. A. Mustofa Bisri tahun 2005 yang lalu. Biografi ini mengulas kehidupan beliau sejak masa kanak2 hingga dewasa. Mulai dari latar belakang keluarganya yang campuran antara santri dan pedagang, masa2 sekolahnya termasuk kenakalan2 beliau di masa muda, pengalaman beliau semasa menjadi anggota DPRD Jawa Tengah di jaman Orba, sampai kiprah beliau di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Yang tak ketinggalan diulas lengkap adalah pandangan2 dan pemikiran2 beliau tentang banyak hal yang buat Ibu terasa menyejukkan. Sikap, pandangan hidup, dan pemikiran2 beliau inilah yang membuat Ibu kagum akan kiai sekaligus budayawan ini.

Yang cukup membuat Ibu surprise adalah kenyataan bahwa Gus Mus tidak pernah nutug (selesai sampai dapat ijazah) sekolahnya semasa di madrasah! Satu2nya pendidikan beliau yang nutug adalah ketika kuliah di Universitas Al Azhar Mesir. Kuliah itupun diselesaikan dalam waktu 6 tahun, setahun lebih lama dari masa normal perkuliahan. Hal ini karena jurusan yang beliau ambil (Ibu lupa namanya) pada dasarnya diperuntukkan bagi orang2 Arab, sehingga kehadiran beliau di jurusan tersebut cukup mengherankan para dosennya sampai dikira salah ambil jurusan hehe.. Hanya ada 2 orang lain selain Gus Mus yang berasal dari Asia yang mengambil jurusan tersebut, satu dari Thailand (kalo Ibu nggak salah) dan satu lagi adalah K. H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Inipun Gus Dur nggak sampai selesai karena beliau memandang kuliah di jurusan ini sia2 mengingat banyak mengulang pelajaran di pesantren. Gus Dur akhirnya menyelesaikan kuliahnya di Iran. Adapun bagi Gus Mus, karena semasa di pesantren dulu beliau banyak bolosnya (Ternyata santri juga manusia! Hehe..) maka kuliah di Al Azhar ini justru dianggap sebagai tantangan sekaligus sarana untuk membuktikan diri bahwa beliau bisa juga nutug sekolahnya! :D

Selain ayahandanya K. H. Bisri Mustofa dan kakaknya K. H. Cholil Bisri, salah seorang yang berpengaruh dalam hidup Gus Mus adalah Gus Dur, terutama dalam hal menularkan kebiasaan membaca. Semasa mereka sama2 kuliah di Mesir, Gus Mus menyaksikan betapa keranjingannya Gus Dur dengan bacaan, mulai dari yang berbahasa Inggris, Perancis, maupun Arab. Kalo sedang membaca, Gus Dur nggak mau diajak bicara, jadi daripada bengong sendiri, Gus Mus akhirnya ikut mengoleksi buku dan larut dalam bacaan. Selain itu, di masa itu pula Gus Mus diajak Gus Dur untuk mengelola sebuah majalah meski Gus Mus hanya ditugasi sebagai pengisi ilustrasi pada halaman2 yang kosong. Waktu itu Gus Mus tidak diijinkan menulis oleh Gus Dur karena menurut Gus Dur, Gus Mus lebih punya talenta dalam melukis. Tapi ternyata di belakang hari siapa sangka bahwa akhirnya Gus Mus justru dikenal luas sebagai sastrawan dan budayawan! Ternyata Gus Dur pun juga manusia! Bisa salah hehehe...

1 Comments:

  • wah, Yan Adimas Pitoyo panggilanne yayan, khi tenan ponakanku nang tehnik industri, aku takon diajar Bapake Udane gak ? Kalo' ketemu bilang ponakannya Bapake Avary, sekaliyan minta diajak mroyek.

    By Blogger Bapak Avary, at Thursday, April 20, 2006 2:47:00 pm  

Post a Comment

<< Home