Mudik
Menyambut Idul Fitri 1426 H ini, seperti halnya tahun-tahun lalu, kami berencana mudik ke Wonosobo (rumah Mbah Hardjo kakung dan putri) dan Surabaya (rumah Yang Nuk). Semenjak berdomisili di Cilegon tahun 1992, hanya dua kali Ibu nggak mudik.
Yang pertama waktu hamil Uka (1999). Sebenarnya waktu itu Bapak dan Ibu sudah berencana mudik karena usia kehamilan Uka sekitar 4 bulan, jadi berada pada usia yang aman—Menurut yang Ibu baca di banyak buku dan majalah, 3 bulan pertama dan 3 bulan terakhir kehamilan, sebaiknya tidak melakukan perjalanan jarak jauh—namun apa daya, ternyata Ibu mengalami flek. Sebenarnya fleknya tidak termasuk yang parah, hanya sedikit noda coklat. Tapi karena ini kehamilan pertama dan kehadiran Uka sudah ditunggu selama setahun lebih—Ibu hamil Uka sebulan setelah ultah perkawinan yang pertama—jadinya Bapak dan Ibu khawatir! Daripada nanti ada apa2 dan menyesal, maka diputuskan untuk berlebaran di Cilegon saja.
Yang kedua nggak mudik juga karena alasan hamil, tentu saja kali ini hamil Ene :) Waktu itu usia kehamilan Ene sudah 8 bulan lebih, jadi kebayang kan buat jalan aja sudah susah, apalagi kalo Ibu harus melakukan perjalanan darat dari Cilegon ke Surabaya. Ntar kalo mbrojol di jalan gimana hehehe... Kali ini justru Yang Nuk yang diimpor ke Cilegon :) Selain sekalian untuk menunggu kelahiran Ene, juga untuk menjadi juru masak kami hihihi... Maklum, kan pembantu pada mudik sementara Ibu nggak pinter masak—Mesti kursus dulu nih ama Tante Inong yang jago masak :D—jadi kan lebih baik diserahkan kepada ahlinya. Alasan! Hahaha...
Padahal Yang Nuk tuh pinter jahit n masak, dan Ibu adalah satu2nya cewek dari empat bersaudara. Tapi kepinteran Yang Nuk itu kok ya nggak nurun sama sekali ke Ibu hehehe... Ato justru karena cewek satu2nya, jadinya waktu kecil lebih sering mainan ala cowok yang sudah pasti jauh dari dapur :) Apalagi hal ini didukung oleh (alm) Yang Gik yang selalu membela Ibu dengan mengatakan ke Yang Nuk, "Nggak perlu pinter masak, yang penting pinter cari duit nanti kan bisa membayar orang untuk masak!". Ibu memang dimanja oleh Yang Gik hihihi... Walhasil, begini deh jadinya Ibu, nggak bisa masak, hahaha... Ups, nggak bisa masak kok bangga! :)
Kok jadi cerita ke masa kecil? Balik ke topik mudik ya, sesuai judul hehehe... Begini, insya Allah kami berempat mau mudik 29 Okt - 9 Nov 2005. Sebenarnya sih cuti Ibu sampai tanggal 14 Nov, tapi sayangnya libur Bapak—Sebagai dosen, Bapak nggak kenal cuti, adanya libur :D—cuma sampai 9 Nov, jadi Ibu menyesuaikan. Rencananya Bapak ke Cilegon Jumat (28/10) siang naik pesawat. Sabtu (29/10) pagi (saat sahur) kami berangkat bawa mobil sendiri.
Bapak lebih suka melakukan perjalanan siang daripada malam hari karena kalo malam silau oleh lampu mobil yang berpapasan. Karena Bapak yang nyetir, Ibu ya nurut aja wong tinggal tidur hehe... Bapak nggak mau digantiin Ibu nyetir kalo pas mudik gitu. Cuma sekali Ibu pernah gantiin nyetir, yaitu waktu kaki Bapak sakit. Itupun cuma dari Pamanukan ke Cilegon. Tapi lumayanlah.. setidaknya itu jarak terjauh yang pernah Ibu capai dengan nyetir sendiri hehe..
Jadi, kalo selama tanggal tersebut di atas, blog ini nggak di-update ya harap maklum. Buat para penggemar—Duh.. sombongnya, belum juga jadi artis! Hahaha...—jangan kecewa ya :) I'll be right back ASAP! Buat semua yang pada mudik, hati2 di jalan. Semoga Allah swt. melindungi kita di perjalanan hingga sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Amin.
Yang pertama waktu hamil Uka (1999). Sebenarnya waktu itu Bapak dan Ibu sudah berencana mudik karena usia kehamilan Uka sekitar 4 bulan, jadi berada pada usia yang aman—Menurut yang Ibu baca di banyak buku dan majalah, 3 bulan pertama dan 3 bulan terakhir kehamilan, sebaiknya tidak melakukan perjalanan jarak jauh—namun apa daya, ternyata Ibu mengalami flek. Sebenarnya fleknya tidak termasuk yang parah, hanya sedikit noda coklat. Tapi karena ini kehamilan pertama dan kehadiran Uka sudah ditunggu selama setahun lebih—Ibu hamil Uka sebulan setelah ultah perkawinan yang pertama—jadinya Bapak dan Ibu khawatir! Daripada nanti ada apa2 dan menyesal, maka diputuskan untuk berlebaran di Cilegon saja.
Yang kedua nggak mudik juga karena alasan hamil, tentu saja kali ini hamil Ene :) Waktu itu usia kehamilan Ene sudah 8 bulan lebih, jadi kebayang kan buat jalan aja sudah susah, apalagi kalo Ibu harus melakukan perjalanan darat dari Cilegon ke Surabaya. Ntar kalo mbrojol di jalan gimana hehehe... Kali ini justru Yang Nuk yang diimpor ke Cilegon :) Selain sekalian untuk menunggu kelahiran Ene, juga untuk menjadi juru masak kami hihihi... Maklum, kan pembantu pada mudik sementara Ibu nggak pinter masak—Mesti kursus dulu nih ama Tante Inong yang jago masak :D—jadi kan lebih baik diserahkan kepada ahlinya. Alasan! Hahaha...
Padahal Yang Nuk tuh pinter jahit n masak, dan Ibu adalah satu2nya cewek dari empat bersaudara. Tapi kepinteran Yang Nuk itu kok ya nggak nurun sama sekali ke Ibu hehehe... Ato justru karena cewek satu2nya, jadinya waktu kecil lebih sering mainan ala cowok yang sudah pasti jauh dari dapur :) Apalagi hal ini didukung oleh (alm) Yang Gik yang selalu membela Ibu dengan mengatakan ke Yang Nuk, "Nggak perlu pinter masak, yang penting pinter cari duit nanti kan bisa membayar orang untuk masak!". Ibu memang dimanja oleh Yang Gik hihihi... Walhasil, begini deh jadinya Ibu, nggak bisa masak, hahaha... Ups, nggak bisa masak kok bangga! :)
Kok jadi cerita ke masa kecil? Balik ke topik mudik ya, sesuai judul hehehe... Begini, insya Allah kami berempat mau mudik 29 Okt - 9 Nov 2005. Sebenarnya sih cuti Ibu sampai tanggal 14 Nov, tapi sayangnya libur Bapak—Sebagai dosen, Bapak nggak kenal cuti, adanya libur :D—cuma sampai 9 Nov, jadi Ibu menyesuaikan. Rencananya Bapak ke Cilegon Jumat (28/10) siang naik pesawat. Sabtu (29/10) pagi (saat sahur) kami berangkat bawa mobil sendiri.
Bapak lebih suka melakukan perjalanan siang daripada malam hari karena kalo malam silau oleh lampu mobil yang berpapasan. Karena Bapak yang nyetir, Ibu ya nurut aja wong tinggal tidur hehe... Bapak nggak mau digantiin Ibu nyetir kalo pas mudik gitu. Cuma sekali Ibu pernah gantiin nyetir, yaitu waktu kaki Bapak sakit. Itupun cuma dari Pamanukan ke Cilegon. Tapi lumayanlah.. setidaknya itu jarak terjauh yang pernah Ibu capai dengan nyetir sendiri hehe..
Jadi, kalo selama tanggal tersebut di atas, blog ini nggak di-update ya harap maklum. Buat para penggemar—Duh.. sombongnya, belum juga jadi artis! Hahaha...—jangan kecewa ya :) I'll be right back ASAP! Buat semua yang pada mudik, hati2 di jalan. Semoga Allah swt. melindungi kita di perjalanan hingga sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Amin.
2 Comments:
kok gak disebutin apa penyebab kaki Bapak sakit sampe Ibu Udane hrs nggantiin nyetir ? huahahahaha
(kata komnas HAM, kekerasan dlm rumah tangga ! hahaha)
By Bunda Reva, at Thursday, October 27, 2005 9:53:00 am
Hihihi... tadinya mo diceritain, tapi nggak tega haha... Bener lo, kalo inget2 lagi suka bergidik sendiri, makanya ga disebut hehe..
By Ibune Udane, at Thursday, October 27, 2005 10:21:00 am
Post a Comment
<< Home