Tx 2 Djenar Maesa Ayu!

Tentang Djenar. Lahir di Jakarta, 14 Januari 1973, putri pasangan sutradara (alm) Sjuman Djaja dan bintang film senior Tutie Kirana. Ibu dari Banyu Bening (10) dan Btari Maharani (2) hasil dari perkawinannya dengan Edhi Widjaya—Berita terakhir di infotainment, Djenar dan Edhi dalam proses cerai, justru karena mereka masih saling sayang :((. Djenar biasa dipanggil Nai oleh lingkungan terdekatnya. Gaya bicaranya blak-blakan. Penyuka warna hitam. Namanya kalau diterjemahkan secara harafiah berarti "sapi putih nan cantik" :)
Tentang karyanya. Kumpulan cerpen pertama Djenar yang berjudul "Mereka Bilang, Saya Monyet!" telah cetak ulang 8 kali dan masuk dalam nominasi 10 besar buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2003, selain juga akan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Saat ini cerpen dengan judul yang sama sedang dalam proses pembuatan ke layar lebar. Cerpen "Waktu Nayla" menyabet predikat Cerpen Terbaik Kompas 2003, yang dibukukan bersama cerpen "Asmoro" dalam antologi cerpen pilihan Kompas. Sementara cerpen "Menyusu Ayah" menjadi Cerpen Terbaik 2003 versi Jurnal Perempuan dan diterjemahkan oleh Richard Oh ke dalam bahasa Inggris dengan judul "Suckling Father" untuk dimuat kembali dalam Jurnal Perempuan versi bahasa Inggris, edisi kolaborasi karya terbaik Jurnal Perempuan. Buku keduanya, "Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)" juga meraih sukses dan cetak ulang kedua hanya dua hari setelah buku itu diluncurkan pada bulan Februari 2005. Kumpulan cerpen ini berhasil meraih penghargaan 5 besar Khatulistiwa Literary Award 2004. "Nayla" adalah novel pertama Djenar yang juga diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.
Tentang kontroversi karyanya. Djenar mengungkapkan, "Yang saya tulis bukan aktivitas seksual tapi masalah seksualitas. Masalah seksualitas itu ya dari realitas sehari-hari bahwasanya banyak sekali tindakan pelecehan seksual, tindakan kekerasan terhadap perempuan ya hal-hal seperti itu". Dia juga menegaskan, "Apa yang saya tulis sama sekali tidak melebihi dari realitas. Realitas kita jauh lebih fiktif ketimbang fiksi".

Tentang komentar Ibu terhadap karyanya. Singkat aja, mencengangkan! Baik dalam hal gaya penulisan maupun isinya. Gaya penulisan Djenar menurut Ibu orisinal. At least dari sekian banyak buku yang pernah Ibu baca, baru kali ini Ibu nemu gaya patah2 seperti irama musik staccato, plus gaya repetisi yang tidak membosankan. Sedangkan isi tulisannya menurut sebagian orang cenderung jorok dan vulgar, tapi Ibu tidak setuju. Mungkin lebih tepat dibilang jujur dan lugas dalam mengungkapkan tentang seksualitas. Tapi memang perlu dicatat bahwa karya Djenar sepantasnya dibaca oleh orang dewasa dan harus dilihat sebagai sebuah proses kreatif.
Catatan: Data tentang Djenar dan karyanya disadur dari:
- http://www.vision.net.id/detail.php?id=2505
- http://www.gramedia.com/author_detail.asp?id=EAEN3437
0 Comments:
Post a Comment
<< Home