Cincau Penurun Panas
Senin sore dua hari lalu, Ene panas. Entah berapa temperaturnya, Ibu nggak berani ngukur karena Ene biasanya marah kalau pas panas gitu terus diukur pake thermometer. Padahal kalau Uka yang lagi panas dan Ibu ukur dengan thermometer, eh... Ene malah ikut2an ngukur suhu badannya :)
Waktu itu, sebenarnya Ibu sudah terpikir untuk mencoba resep tradisional penurun panas dengan daun cincau. Resep ini yang ngasih tau Mama Azka alias Tante Fiqhi. Tapi karena sudah malam sementara Ibu nggak punya tanaman cincau—harus minta dulu ke Tante Fiqhi :)—jadi untuk sementara Ibu kasih obat turun panas yang biasa.
Malam itu Ene tidur agak gelisah karena badannya masih panas. Bahkan jam satu malam kurang seperempat Ene terbangun dan minta nonton TV. Jam satu lebih seperempat, semua stasiun televisi sudah mengakhiri siarannya sehubungan program hemat energi secara nasional. Ene jadi agak uring2an. Akhirnya Ibu minumi lagi obat turun panas dan setelah itu dia mau bobok lagi.
Besok siangnya baru Ibu berkesempatan ke rumah Tante Fiqhi untuk minta daun cincau tersebut sekaligus cara pemberiannya. Siang itu juga Ene Ibu kasih resep tersebut, demikian juga malamnya. Alhamdulillah Ene sudah nggak panas dan malam bisa tidur dengan nyenyak!
- Ambil 2 (dua) helai daun cincau, lalu tambahkan 3 (tiga) sendok makan air matang.
- Remas2 daun cincau yang sudah diberi air matang tadi sampai air berwarna hijau dan mengental.
- Saring air remasan daun cincau tersebut, kira2 hasilnya menjadi 2 (dua) sendok makan air cincau.
- Segera minumkan 2 (dua) sendok makan air cincau tersebut pada anak yang sakit. Jika menunggu terlalu lama, air tersebut akan semakin mengental seperti agar2 sehingga untuk anak yang masih kecil—apalagi dalam kondisi sakit panas—agak sulit untuk menelannya.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home