Ultah Nadia
Tanggal 17 Mei 2005 yang lalu, Ibu dan Uka diundang ke acara ultah Nadia, teman Uka di Al Muhajirin. Sebenarnya Uka dan Nadia nggak sekelas di TK A, sekelasnya saat di Play Group tahun lalu (kelas Kancil), tapi karena ibu2 yang anaknya sekelas di kelas Kancil dulu sangat kompak (sering bikin acara di luar sekolah), tetap aja ibu2 kelas Kancil sesekali mengadakan acara kumpul2. Hal ini ditunjang oleh kegemaran masak Mama Nadia, jadi kalau lagi kumpul2—seringnya di rumah Mama Nadia—pasti ada acara makan2nya. Dasar ibu2 ini pada doyan makan :).
Yang istimewa lagi, menu Mama Nadia sangat khas dan susah dicari di kawasan Cilegon, yaitu pecel Madiun dan rujak cingur. Maklum, Mama Nadia aslinya dari Madiun, dan kebetulan keluarganya di Madiun memang berbisnis warung pecel. Tuh.. apa nggak mantap masakannya! Yang membuat pecel Mama Nadia berbeda dengan pecel yang banyak dijumpai di Cilegon adalah sambalnya. Kalis banget! Jadi ketika dicairkan, hhmmm... so blended! Nggak mringkil2—aduh.. apa ya bahasa Indonesianya 'mringkil2' :) Kata Mama Nadia, rahasianya terletak pada saat menghaluskan bumbu kacang, yaitu diuleg langsung pakai tangan sampai kacangnya keluar minyak! Nggak pakai mesin giling lo..., jadi kebayang kan kerja otot tangan yang nguleg :) Sedangkan rujak cingurnya, istimewa karena bumbunya diuleg dan diracik langsung oleh nyonya rumah berdasarkan pesanan, lalu disajikan langsung di pincuk (daun pisang). Kata Mama Nadia (lagi), kalau bumbunya sudah diuleg tapi nggak langsung disajikan nggak sedap karena bau angin. Begitu resep lezat Mama Nadia.
Kembali ke Ultah Nadia, yang hadir waktu itu selain Ibu dan Uka adalah Mama Fauzan dan Fauzan, Mama Azka dan Azka, Mama Galang dan Galang, Mama Dilla dan Dilla, Mama Nazmi dan Nazmi, Mama Putri dan Putri. Karena acaranya spesial, maka menunya spesial juga. Selain ada menu utama pecel dan rujak cingur, juga ada nasi kuning lengkap, bubur campur, dan rawon! Hhmmm... benar2 istimewa! Dan nggak seperti acara ultah anak2 yang banyak seremonialnya, acara ultah Nadia ini santai tapi sangat berkesan. Bayangin aja, begitu para undangan sudah datang, acara pertama adalah makan! Maklum, acaranya jam 12:30 sepulang sekolah, jadi pas jam makan siang :) Setelah makan2 selesai dan ibu2 terduduk kekenyangan—kalau anak2nya sih pada berlarian ke sana sini :)—baru deh acara hip2 huranya alias tiup lilin dimulai, dan setelah itu pulang ke rumah masing2 dengan membawa bungkusan menu hari itu untuk oleh2. Sudah makan kenyang di tempat, eh.. masih ngebungkus! :D
Berikut ini sebagian foto2 saat ultah Nadia:
Lagi ngantri rujak cingur di dapur :) Ki-ka: Mama Fauzan, Mama Nazmi, Mama Dilla, Mama Azka, Mama Galang, dan Mama Nadia (membelakangi kamera).
Ki-ka: Mama Dilla, Mama Azka, Mama Fauzan, Mama Galang, dan Mama Nadia.
Ki-ka: Mama Galang, Mama Dilla, Ibu (pakai seragam kantor tuh), dan Mama Nadia.
Ki-ka: Fauzan, Galang, Uka, Nadia, Putri, Dilla, dan Nazmi.
Wah.. yang niup lilin bukan hanya Nadia, yang lain nggak mau ketinggalan :)
Ki-ka: Fauzan, Putri, Nadia, Mama Nadia (sudah berganti kostum), Dilla, Uka, dan Galang.
Yang istimewa lagi, menu Mama Nadia sangat khas dan susah dicari di kawasan Cilegon, yaitu pecel Madiun dan rujak cingur. Maklum, Mama Nadia aslinya dari Madiun, dan kebetulan keluarganya di Madiun memang berbisnis warung pecel. Tuh.. apa nggak mantap masakannya! Yang membuat pecel Mama Nadia berbeda dengan pecel yang banyak dijumpai di Cilegon adalah sambalnya. Kalis banget! Jadi ketika dicairkan, hhmmm... so blended! Nggak mringkil2—aduh.. apa ya bahasa Indonesianya 'mringkil2' :) Kata Mama Nadia, rahasianya terletak pada saat menghaluskan bumbu kacang, yaitu diuleg langsung pakai tangan sampai kacangnya keluar minyak! Nggak pakai mesin giling lo..., jadi kebayang kan kerja otot tangan yang nguleg :) Sedangkan rujak cingurnya, istimewa karena bumbunya diuleg dan diracik langsung oleh nyonya rumah berdasarkan pesanan, lalu disajikan langsung di pincuk (daun pisang). Kata Mama Nadia (lagi), kalau bumbunya sudah diuleg tapi nggak langsung disajikan nggak sedap karena bau angin. Begitu resep lezat Mama Nadia.
Kembali ke Ultah Nadia, yang hadir waktu itu selain Ibu dan Uka adalah Mama Fauzan dan Fauzan, Mama Azka dan Azka, Mama Galang dan Galang, Mama Dilla dan Dilla, Mama Nazmi dan Nazmi, Mama Putri dan Putri. Karena acaranya spesial, maka menunya spesial juga. Selain ada menu utama pecel dan rujak cingur, juga ada nasi kuning lengkap, bubur campur, dan rawon! Hhmmm... benar2 istimewa! Dan nggak seperti acara ultah anak2 yang banyak seremonialnya, acara ultah Nadia ini santai tapi sangat berkesan. Bayangin aja, begitu para undangan sudah datang, acara pertama adalah makan! Maklum, acaranya jam 12:30 sepulang sekolah, jadi pas jam makan siang :) Setelah makan2 selesai dan ibu2 terduduk kekenyangan—kalau anak2nya sih pada berlarian ke sana sini :)—baru deh acara hip2 huranya alias tiup lilin dimulai, dan setelah itu pulang ke rumah masing2 dengan membawa bungkusan menu hari itu untuk oleh2. Sudah makan kenyang di tempat, eh.. masih ngebungkus! :D
Berikut ini sebagian foto2 saat ultah Nadia:
Lagi ngantri rujak cingur di dapur :) Ki-ka: Mama Fauzan, Mama Nazmi, Mama Dilla, Mama Azka, Mama Galang, dan Mama Nadia (membelakangi kamera).
Ki-ka: Mama Dilla, Mama Azka, Mama Fauzan, Mama Galang, dan Mama Nadia.
Ki-ka: Mama Galang, Mama Dilla, Ibu (pakai seragam kantor tuh), dan Mama Nadia.
Ki-ka: Fauzan, Galang, Uka, Nadia, Putri, Dilla, dan Nazmi.
Wah.. yang niup lilin bukan hanya Nadia, yang lain nggak mau ketinggalan :)
Ki-ka: Fauzan, Putri, Nadia, Mama Nadia (sudah berganti kostum), Dilla, Uka, dan Galang.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home